Welcome

>

Kamis, 14 Juni 2012

Interaksi Sosial

Contoh – contoh  yang menjelasakan terjadinya interaksi sosial :
1.      Faktor Imitasi
Imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan, sehingga seseorang mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi sesuatu kalau orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap apa yang diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karena itu imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya
Contohnya : seorang anak belajar berbicara yang mula – mula ia seakan – akan mengimitasi dirinya sendiri, ia mengulang – ulang bunyi kata seperti ba- ba – ba atau la- la – la, kemudian ia mengimitasi  orang lain  biasanya ibu , dalam mempelajari mengucapkan kata – kata pertama dan kata selanjutnya. Selain itu , untuk menyatakan dirinya dipelajari juga melalui proses imitasi seperti cara memberi hormat, cara berterima kasih. Cara berpakaian,gejala “mode” yang mudah menjalar dipelajari orang dengan jalan imitasi.

2.      Faktor Sugesti
Pengaruh psikis baik yang datang dari diri sendiri maupun dari orang lain  yang diterima tanpa adanya kritik.  Contoh seorang remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat Kenalan Remaja, tanpa memikirkan akibatnya kelak . 
Sugesti dapat dibedakan
a. auto sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri, sugesti yang datang dari dalam diri individu yang bersangkutan, Misal sering seseorang merasa sakit-sakit saja, walaupun secara obyektif yang bersangkutan dalam keadaan sehat-sehat saja tetapi karena auto-sugesti orang tersebut merasa tidak dalam keadaan sehat, maka ia merasa tidak sehat.
 b. hetero sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain. Contoh dalam bidang perdagangan, orang mempropagandakan dagangannya sedemikian rupa, hingga tanpa berfikir lebih lanjut orang termakan propaganda itu, dan menerima saja apa yang diajukan oleh pedagang yang bersangkutan. 

3.      Faktor Identifikasi
Identifikasi adalah dorongan untuk menjadi identik dengan orang lain. Kecenderungan ini bersifat tidak sadar bagi anak dan tidak hanya merupakan kecenderungan untuk menjadi seperti ayah atau ibu secara lahiriah tetapi justru secara batin. Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayahnya.
            Dalam proses identifikasi seluruh sistem norma, sikap, tingkah laku orang tuanya sedapat - dapatnya dijadikan norma, cita- cita dari anak itu sendiri. Dan ia menggunakan sistem norma dan sikap orang tuanya itu dalam tingkah lakunya sehari – hari. Proses identifikasi dirinya dengan diri orang tuanya itu, anak dapat menentukan sikanya atau dapat bertingkah laku sesuai dengan sistem norma orang tua tempat identifikasi dirinya itu.

4.      Faktor simpati
Perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang lain hingga mampu merasakan perasaan orang lain tersebut. Contoh membantu orang lain yang terkena musibah hingga memunculkan emosional yang mampu merasakan orang yang terkena musibah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA


Gerungan ,W.A. 1991. Psikologi Sosial. Bandung: PT Eresco.


 http://nadhirin.blogspot.com/2010/05/interaksi-sosial.html, diakses pada  Jumat 30 Maret 2012 pukul 20.30 WIB.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Web Hosting | Top Web Hosting | Great HTML Templates from easytemplates.com.