BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini sudah banyak masyarakat Indonesia yang sadar terhadap pentingnya pendidikan sehingga pendidikan sangat berkembang di Indonesia dari pendidikan prasekolah sampai pendidikan tinggi. Pendidikan sudah bukan merupakan hal yang mewah bagi masyarakat. Sudah tidak seperti pada masa penjajahan dahulu, yang hanya dirasakan oleh kaum elite dan para penjajah saja, sedangkan sekarang pendidikan sudah mencakup semua lapisan masyarakat.
Tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah untuk merubah tingkah laku manusia. Perubahan tersebut dilakukan secara perlahan – lahan. Dalam proses perubahan tingkah laku manusia ini, dibutuhkan suatu pedoman, suatu cara, atau suatu indikator keberhasilan agar kita tahu apakah pendidikan tersebut berhasil atau tidak. Biasanya, pengukuran keberhasilan tersebut dilakukan dengan suatu evaluasi.
Evaluasi sangat penting di dalam pendidikan. Tidak hanya bagi peserta didik saja, tetapi juga bagi pendidik. Terjadi perbedaan manfaat evaluasi bagi pendidik dan peserta didik. Perbedaan ini diakibatkan kerena adanya perbedaan peran dalam pendidikan.
B. Identifikasi Masalah
Dalam pendidikan tentunya peran evaluasi sangat penting maka dari itu kita harus mengetahui apa saja yang ada di dalam evaluasi pendidikan, yaitu pengertian, tujuan, fungsi, sifat, alat dari evaluasi pendidikan, prinsip-prinsip evaluasi, teknik evaluasi, dan prosedur pelaksanaan evaluasi.
Selain mengetahui apa saja yang ada dalam evaluasi, kita juga harus tahu perbedaan antara penilaian, pengukuran, dan evaluasi. Karena sekarang ini sebagian orang cenderung mengartikan pengukuran, penilaian dan evaluasi sebagai suatu pengertian yang sama, sebab sebagian orang tersebut belum memahami apa itu pengukuran, penilaian dan evaluasi, apa perbedaan dari ketiga kata tersebut. Meskipun ketiga kata tersebut memiliki perbedaan tetapi masing-masing antara penilaian, pengukuran, dan evaluasi saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
C. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan antara penilaian, pengukuran, dan evaluasi?
2. Apa prinsip-prinsip dan teknik evaluasi?
3. Apa fungsi dan peranan evaluasi?
D. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui apa perbedaan penilaian, pengukuran dan evaluasi
2. Mengetahui prinsip – prinsip dan teknik evaluasi
3. Mengetahui fungsi dan peranan dari evaluasi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sebelum mengetahui lebih dalam tentang evaluasi, perlu lebih dahulu memahami pengertian evaluasi. Ada beberapa pengertian evaluasi menurut para ahli, diantaranya:
Menurut Stufflebean ( 1971) evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Menurut Bloom (1971) evaluasi sebagaimana kita lihat adalah pengumpulan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.
Berdasarkan pendapat dua ahli diatas, dapat disimpulkan pengertian evaluasi adalah proses pengumpulan data secara sistematis untuk mengetahui sejauh mana tujuan tersebut tercapai. Sedangkan pengertian pebelajaran menurut beberapa ahli adalah:
Menurut Sudjana (2000) pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Menurut Gulo (2004) pembelajaran sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar.
Menurut Nasution (2005) pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.
Jadi, pembelajaran adalah suatu upaya, usaha atau aktivitas yang disengaja untuk menciptakan suatu lingkungan yang menyebabkan terjadinya kegiatan belajar.
Dari semua definisi evaluasi dan pembelajaran yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan evaluasi pembelajaran adalah suatu proses pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kegiatan belajar.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perbedaan Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan menempuh dua langkah. Langkah pertama yang harus dilakukan ketika akan melakukan evaluasi adalah mengadakan pengukuran. Langkah berikutnya adalah melakukan penilaian. Meskipun banyak orang yang mengartikan sama namun sebenarnya antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi mempunyai arti yang berbeda-beda. Pengukuran mempunyai arti membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian adalah pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Sedangkan evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yaitu mengukur dan menilai.
Berdasarkan penjelasan diatas, terlihat jelas bahwa ada perbedaan antara pengukuran, penilaian, dan evaluai. Namun ketiganya saling terkait dan tidak dapat dipisahkan jika kita akan melakukan sebuah evaluasi.
B. Prinsip Evaluasi dan Teknik evaluasi
1. Prinsip Evaluasi
Agar penilaian pendidikan dapat mencapai sasarannya dalam mengevaluasi pola tingkah laku, maka harus memperhatikan prinsip –prinsip sebagai berikut :
a. Evaluasi harus dilaksanakan secara kontinyu
Evaluasi itu harus dilaksanakan secara terus menerus pada masa – masa tertentu agar memperoleh kepastian atau kemantapan dalam mengevaluasi.
b. Evaluasi harus dilaksanakan secara komprehensif
c. Evaluasi harus dilaksanakan secara obyektif
Dalam proses penilaian hanya menunjuk pada aspek –aspek yang dinilai sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
d. Dalam melaksanakan evaluasi harus menggunakan alat pengukur yang baik
Agar evaluasi itu obyektif diperlukan informasi yang relevan. Untuk memperoleh Informasi yang relevan diperlukan alat pengukur yang dapat dipertanggungjawabkan atau memenuhi syarat, diantaranya
- Alat pengukur harus valid
- Alat pengukur harus reliabel
- Alat pengukur harus memiliki daya pembeda
2. Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi yang digunakan, secara garis besar digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Teknik tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul evaluasi, bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Ditinjau dari segi kegunaan, untuk mengukur siswa dibedakan adanya tiga macam tes:
1) Tes diagnostik
Tes ini dilakukan sebelum memberikan bantuan dengan tepat, guru harus mengadakan tes yang maksudnya mengadakan diagnosis. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
2) Tes formatif
Tes ini diberikan pada akhir setiap program. Ada beberapa manfaat tes formatif bagi siswa, guru, maupun program itu sendiri:
· Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh
· Merupakan penguatan bagi siswa
· Usaha perbaikan
· Sebagai diagnosis
Manfaat bagi guru:
· Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa
· Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum dikuasai siswa
· Dapat meramalkan sukses atau tidaknya seluruh program yang akan diberikan.
Manfaat bagi program:
· Apakah program yang diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
· Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan.
· Apakah diperlukan alat, sarana dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai.
· Apakah metode pendekatan dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.
3) Tes Sumatif
Dilakukan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Tes sumatif mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
· Untuk menentukan nilai
· Untuk menentukan seorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya.
· Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa.
b. Teknik Non Tes
Ada beberapa teknik non tes yaitu:
1) Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.
2) Kuesioner (questinare)
Sering dikenal juga dengan angket. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Kuesioner dibagi menjadi menjadi dua menurut segi siapa yang menjawab, yaitu langsung dan tidak langsung.
· Kuesioner langsung
Kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh responden.
· Kuesioner tidak langsung
Dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta ketererangannya.
Dilihat dari segi cara menjawab, dibedakan menjadi dua, yaitu:
· Kuesionar tertutup
Kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban langkah sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
· Kuesioner terbuka
Kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya.
3) Daftar Cocok (Check list)
Deretan pertanyaan (biasanya singkat) dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ( Ö ) ditempat yang sudah disediakan.
4) Wawancara (Interview)
Cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara daapt dilakukan dengan dua cara :
· Interview bebas
Responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya.
· Interview terpimpin
Dilakukan oleh subyek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. Jadi, responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapkan.
5) Pengamatan (observation)
Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada tiga macam observasi:
· Observasi Partisipan
Observasi yang dilakukan pengamat ,tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
· Observasi Sistematik
Observasi dimana faktor – faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.
· Observasi Eksperimental
Terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok, pengamat dapat mengendalikan unsur – unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.
6) Riwayat Hidup
Gambaran tentang keadaan seseorang selama hidupnya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian,kebiasaan dan sikap dari objek.
C. Fungsi dan Peranan Evaluasi
1. Fungsi evaluasi
Menurut Suryabrata (1986) menjelaskan fungsi evaluasi belajar meliputi :
a. Fungsi Psikologis : agar siswa memperoleh kepastian tentang status di dalam kelasnya, dan bagi guru merupakan suatu pertanggungjawaban sampai seberapa jauh usaha mengajarnya dikuasai siswanya.
b. Fungsi Didaktis : bagi anak didik keberhasilan maupun kegagalan belajar akan berpengaruh besar pada usaha – usaha berikutnya. Sedangkan bagi pendidik penilaian hasil belajar dapat menunjukkan keberhasilan atau kegagalan mengajarnya
c. Fungsi Administratif : dengan adanya penilaian dalam bentuk rapor akan dapat dipenuhi fungsi administratif yaitu :
1. Merupakan inti laporan kepada orang tua siswa, pejabat, guru dan siswa itu sendiri
2. Merupakan data bagi siswa apabila ia akan naik kelas, pindah sekolah maupun untuk melamar pekerjaan
3. Memberikan informasi mengenai segala hasil usaha yang telah dilakukan oleh lembaga pendidikan
Menurut Wuradji ( 1974 ) :
1. Fungsi evaluasi hasil belajar untuk kepentingan murid
a. Untuk mengetahui kemajuan belajar
b. Dipergunakan sebagai dorongan (motivasi ) belajar
c. Untuk memberikan pengalaman dalam belajar
2. Fungsi evaluasi hasil belajar untuk kepentingan pendidik
a. Untuk menyeleksi siswa yang selanjutnnya berguna untuk meramalkan keberhasilan studi berikutnya.
b. Untuk mengetahui sebab – sebab kesulitan belajar murid yang selanjutnya berguna untuk memberikan bimbingan belajar kepada murid
c. Untuk pedoman mengajar
d. Untuk mengetahui ketepatan metode mengajar
e. Untuk menempatkan murid dalam kelas
3. Fungsi evaluasi hasil belajar untuk kepentingan lembaga pendidikan
a. Untuk mempertahankan standar pendidikan
b. Untuk menilai ketepatan kurikulum yang disediakan
c. Untuk menilai kemajuan sekolah yang bersangkutan
Sehinga dapat disimpulkan bahwa fungsi evaluasi
- Bagi siswa : dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru
- Bagi guru : mengetahui apakah materi yng diajarkan sudah tepat bagi siswa dan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat,
2. Peranan Evaluasi
Evaluasi dalam proses pengembangan sistem pendidikan berperan untuk
a. Perbaikan sistem
Dalam hal ini peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif karena informasi hasil penilaian dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan dalam sistem pendidikan yang sedang dikembangkan,
b. Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
Selama dan terutama pada akhir fase pengembangan sistem pendidikan diperlukan adanya pertanggungjawaban dari pihak pengembangan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Dalam pertanggungjawaban tersebut dijelaskan hasil yang telah dicapai. Pihak pengembang perlu mengemukan kekuatan dan kelemahan dari sistem yang sedang dikembangkan serta usaha lebih lanjut untuk mengatasi kelemahan yang ada untuk menghasilkan informasi tentang kekuatan dan kelemahan tersebut diatas, diperlukan kegiatan evaluasi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kegiatan belajar. Jika ingin melakukan evaluasi, harus melalui dua tahap yaitu pengukuran dan penilaian karena evaluasi merupakan gabungan dari pengukuran dan penilaian.
Dalam melakukan evaluasi, ada prinsip-prinsip yang harus dilakukan agar evaluasi mencapai sasaran. Dalam evaluasi juga ada dua teknik yaitu teknik tes dan teknik non tes yang masing-masing dibagi menjadi beberapa bagian lagi.
Evaluasi juga berperan penting dalam pendidikan, baik bagi pendidik maupun peserta didik. Peranan evaluasi bagi peserta didik antara lain untuk mengetahui kemajuan belajar, dipergunakan sebagai dorongan (motivasi) belajar, dan untuk memberikan pengalaman dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar