BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Kebiasaan berlalu lintas semakin hari semakin memprihatinkan. Tingkat kesadaran para pengguna jalan raya terhadap pentingnya keselamatan sangat minim, ini terlihat dari tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar dialami anak sekolah/remaja. Remaja sekarang ini sebagian besar belum mengerti etika berlalu lintas, tentang berkendara di jalan raya yang mampu mendukung keselamatan dan kenyamanan berkendara di jalan raya. Para pelajar atau remaja lebih suka mengendarai dengan kecepatan tinggi dan mengendarainya secara ugal – ugalan. Perilaku inilah yang menyebabkan banyaknya kecelakaan lalu lintas.
Apalagi jumlah pengguna kendaraan bermotor dari tahun ke tahun semakin meningkat, terutama anak sekolah sekarang banyak yang menggunakan kendaraan bermotor untuk berangkat ke sekolah. Kendaraan bermotor sekarang bukanlah barang yang hanya bisa dibeli oleh orang yang memiliki uang banyak atau orang kaya, tetapi sudah menjadi barang yang semua orang dengan mudah membelinya. Bagi mereka kendaraan bermotor bisa mempermudah dan membantu segala aktivitas mereka. Apalagi bagi anak sekolah akan mempermudah dan mempercepat mereka sampai ke sekolah. Tetapi yang sangat disayangkan kebanyakan dari mereka tidak mengerti etika berlalu lintas , yang mereka ketahui hanya mengendarai motor tanpa memperhatikan etika ketika di jalan. Mereka berkendara dengan semaunya sendiri tanpa ada rasa mengalah ataupun menghormati pengendara lainya. Yang mereka pikirkan bagaimana caranya sampai di sekolah dengan cepat.
Padahal sudah diatur dalam UU lalu lintas no 22 tahun 2009 tentang tata cara berlalu lintas, tetapi tetap saja UU lalu lintas tersebut justru dilanggar. Seperti tidak menyalakan lampu isyarat belok kanan atau kiri saat belok ke kanan atau ke kiri, lupa mematikan lampu isyarat setelah belok yang membuat orang jadi salah menduga akan belok sehingga bisa terjadi tabrakan. Selain itu ada juga yang tidak menyalakan lampu ketika malam hari, ini sangat membahayakan sekali. Karena pengendara lain tidak akan tahu kalau di depannya ada motor yang sedang melaju sehingga bisa terjadi tabrakan. Hal – hal semacam itu sangat merugikan pengendara lain. Justru para anak mudalah atau remaja yang terkesan tidak mengetahui aturan dan etika lalu lintas. Para anak muda sering juga melakukan zig – zag berkendara di jalan raya yang membuat pengendara lain jadi ketakutan.
Melihat fenomena tersebut perlu adanya pendidikan etika berlalu lintas terutama bagi kaum muda atau remaja agar mereka mengerti aturan dan etika berlalu lintas dan supaya angka kecelakaan di jalan raya tidak semakin meningkat.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa remaja berkendara ugal - ugalan?
2. Apa dampak berkendara ugal - ugalan?
3. Apa solusi untuk mengatasi masalah tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penyebab Berkendara Ugal - Ugalan
Banyak anak muda sekarang ini yang tidak mengerti tentang etika berlalu lintas. Etika adalah ajaran tentang yang baik dan yang buruk dalam pikiran, perkataan, perbuatan manusia dan masyarakat (Panggabean,2008:118). Jadi Etika berlalu lintas itu ajaran tentang yang baik dan buruk berlalu lintas di Jalan. Etika berlalu lintas sangat penting untuk terciptanya kondisi jalan raya yang kondusif, yang menjamin keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan. Tetapi sekarang ini justru yang terjadi banyak anak muda yang tidak memperhatikan berkendara yang benar, tidak memperhatikan aturan lalu lintas.
Anak – anak sekolah sekarang ini lebih suka mengendarai motor dengan kecepatan tinggi karena kebiasaaan yang sudah membudaya di masyarakat mengendarai motor dengan kecepatan tinggi secara ugal– ugalan agar sampai tujuan dengan cepat, agar mereka terlihat seperti pembalap dan untuk gaya – gayaan saja. Tingkat kesadaran mereka akan keselamatan dirinya tergolong masih rendah, mereka maunya menguasai jalan raya, tidak memiliki rasa mengalah. Padahal kesadaran berlalu lintas adalah indikator cermin dari budaya bangsa seperti yang diungkapkan oleh Cannon bahwa
“untuk mengetahui budaya suatu negara cukup dilihat di jalan raya, karena jalan raya merupakan area bertemu dan berinteraksinya banyak orang dengan beragam karakter, sifat, ideologi, tingkatan ekonomi, jalan raya menjadi lokasi mengekspresi diri, dan sarana melihat budaya masyarakat secara kolektif “ (Cannon dalam Cepheryadi.wordpress.com,2011).
Bisa juga dikatakan bahwa moralitas pelajar dalam berlalu lintas sangat rendah karena perilakunya yang tidak sesuai aturan dan membahayakan orang lain dalam berkendara di jalan raya..
Selain itu contohnya saja fenomena di lampu merah, lampu merah belum berubah menjadi hijau, waktunya masih 2 detik lagi seharusnya tidak boleh memacu kendaraannya tetapi justru kendaraan yang ada di barisan belakang membunyikan klakson secara keras, bahkan kendaraan sudah digas sekencang- kencangnya agar kendaraan di depan segera jalan. Itu sikap yang salah sebab bisa merugikan pengendara yang ada di depan karena mendengar kendaraan digas sekencang – kencangnya yang membuat kebisingan dan membuat panik pengendara di depannya bahkan mungkin bisa mengaburkan fokus saat berkendara. Melihat hal tersebut bisa dikatakan bahwa mental dan budaya di Indonesia ini masih jauh jika dikatakan sebagai yang beradab.
Dari segi politik banyaknya remaja yang berkendara secara ugal – ugalan dan tidak mengerti etika lalu lintas padahal sudah ada aturan/ UU tentang tata cara berlalu lintas yang dibuat untuk mengendalikan orang atau kendaraan agar bisa berjalan dengan lancar dan aman, tetapi karena anggapan mereka yang menyatakan bahwa aturan dibuat untuk di langgar akhirnya mereka melanggar aturan tersebut seperti lampu merah belum berubah hijau mereka sudah jalan, padahal masih beberapa detik lagi. tidak punya SIM tetap berkendara, tidak melengkapi kendaraannya dengan kaca spion,klakson, lampu.
Dari segi ekonomi ini terjadi bisa saja remaja tersebut sedang memiliki masalah contohnya, meminta uang pada orang tuanya untuk membuat motornya lebih bagus, tetapi orang tuanya tidak memberikan sebab sedang tidak ada uang, dan keluarganya tergolong orang yang sederhana, sehingga remaja tersebut marah, emosi. Akhirnya remaja itu melampiaskan emosinya dengan berkendara ugal – ugalan. Dalam berkendara jika sedang marah bisa juga menjadi penyebab kecelakaan karena biasanya dalam keadaan marah membuat tidak fokus dalam mengendarai kendaraan.
Tetapi disisi lain jika mereka tidak mematuhi aturan yang ada, tidak mematuhi lalu lintas maka bisa ditilang dan akan mengeluarkan biaya untuk membayar denda, justru itu suatu pemborosan. Jika tidak membayar denda juga akan di beri sanksi pidana.
2. Dampak Berkendara Ugal - Ugalan
Sikap para pengguna jalan yang tidak memiliki rasa menghargai dan saling menghormati sesama pengguna jalan lainnya, para pengguna jalan yang ingin menang sendiri terutama anak muda, tidak mengerti etika berlalu lintas menyebabkan kecelakaan di jalan raya yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain apalagi jika sampai menghilangkan nyawa orang karena sikap yang ugal – ugalan dalam berkendara, bisa terjerat hukuman dan pertanggungjawabannya juga pada Tuhan sebab sudah menghilangkan nyawa orang lain karena kelalaiannya.
Dan jika itu terus menerus terjadi angka kecelakaan di jalan raya akan semakin meningkat. Apalagi sebagian besar kecelakaan kendaraan bermotor terkhusus di Yogyakarta justru dialami anak sekolah atau remaja usia 10 – 24 tahun.
Ada beberapa penyebab kecelakaan lalu lintas yaitu :
1. Belum terampilnya dalam menjalankan kendaraan bermotor. Seperti sekarang ini semakin banyak anak – anak atau remaja yang belum cukup umur (min. 17 thn) dan belum mempunyai SIM sudah berkendara di jalan raya.
2. Kondisi badan yang tidak fit dan mengantuk
3. Mabuk – mabukan
selain faktor manusianya sendiri juga karena faktor keadaan kendaraannya dan lingkungan/ jalan yang dilalui pengendara. Seperti kondisi kendaraan yang sudah butut, minimnya perawatan, kendaraan bermotor yang dianeh – aneh seperti ban nya kecil, spionnya kecil, atau justru tidak ada spionnya. Kondisi jalanan yang berlubang, minimnya rambu-rambu jalan yang dipasang, sampai pohon yang tumbang atau lainnya juga menjadi faktor tambahan yang bisa menyebabkan keselamatan pengendara terancam. Namun tetap faktor yang disebabkan oleh manusialah yang paling banyak menimbulkan tingkat kecelakaan di jalan raya.
3. Solusi
Untuk mengatasi fenomena yang terjadi di atas perlu adanya suatu penanaman etika berlalu lintas. Seperti kabar yang beredar bahwa Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta merencanakan memasukan etika berlalu lintas di jalan raya sebagai salah satu pelajaran di kurikulum sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang cara berlalu lintas yang benar kepada siswa karena sebagian besar kecelakaan kendaraan bermotor dialami anak sekolah. Selain itu Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tengah melakukan rekayasa kurikulum pembelajaran etika berlalu lintas agar dapat terintregrasi dengan mata pelajaran lain seperti PKN, pendidikan agama. Untuk itu dengan akan diadakannya program tersebut sangat membantu untuk mengatasi masalah tentang kesadaran berlalu lintas terutama bagi kaum muda atau remaja.
Perlu juga penanaman etika berlalu lintas sejak dini , agar nantinya dapat menjadi generasi berkendara yang lebih baik dan berperan sebagai agen perubahan. Penanaman sejak dini sangat penting karena anak usia dini memiliki potensi yang luar biasa ,daya rekam anak usia dini itu sangat tinggi dan peka. Penanaman etika tersebut bisa dengan memberitahu kalau lampu merah berhenti, lampu hijau jalan, menyebarang jalan harus di zebracross. Dalam pengajarannya bisa menggunakan alat – alat peraga,gambar rambu – rambu lalu lintas. Dengan begitu anak mudah menerima ilmu/materi tersebut.
Selain itu perlunya juga pengecekan kendaraan sebelum bepergian,pastikan bahwa kondisi kendaraan motor dalam keadaan baik sehingga ketika akan bepergian akan aman dan jika kendaraan sudah tidak layak jalan sebaiknya tidak dipaksakan untuk dibawa bepergian. Pemerintah juga perlu menghimbau pada masyarakat untuk memperbaiki jalan – jalan yang rusak, yang berlubang. Karena sekarang ini banyak jalan – jalan yang berlubang yang menimbulkan resiko kecelakaan. Serta menghimbau agar ketika malam hari kendaraan bermotor lampunya wajib dinyalakan sebab masih ada yang tidak menyalakan lampu entah pengendara tersebut lupa ,sengaja ataupun karena lampu pada kendaraam bermotor rusak atau dimatikan. Hal semacam itu dilakukan supaya tidak terjadi kecelakaan.
Perlu juga adanya sosialisasi bahwa anak yang belum cukup umur atau yang belum mempunyai SIM tidak boleh membawa kendaraan bermotor mengingat kondisi psikologis dan mental mereka yang belum stabil untuk menghadapi kejadian di jalanan serta belum terampilnya dalam menjalankan kendaraannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karena kurangnya kesadaran para pengguna jalan raya terhadap pentingnya keselamatan di jalan raya dan kurangnya mengerti akan etika berlalu lintas maka perlu adanya suatu pendidikan etika berlalu lintas yang ditujukan terutama pada kaum muda atau remaja. Sebab kurang mengertinya etika berlalu lintas merupakan salah satu faktor penyebab kecelakaan lalu lintas. Seperti yang terjadi sekarang ini banyak kaum muda yang tidak mengerti etika berlalu lintas, mereka mengendarai motor secara ugal – ugalan. Sikap tersebut beresiko menimbulkan kecelakaan lalu lintas yang akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Selain karena faktor manusianya juga disebabkan faktor keadaan kendaraannya dan lingkungan atau jalan yang dilalui pengendara.
B. Saran
Perlunya penanaman etika berlalu lintas atau pendidikan berlalu lintas sejak dini, karena daya rekam anak masih tinggi dan peka serta anak – anak itu memiliki potensi yang luar biasa.
DAFTAR PUSTAKA
http://regional.kompas.com/read/2010/05/15/16022126/Etika.Berlalulintas.Masuk.Kurikulum, diakses pada Selasa 24 Mei 2011 jam 16.00
http://gugling.com/uu-baru-dalam-ber-lalu-lintas.html diakses pada Kamis 26
Mei 2011 jam 15.00
http://cepheryadi.wordpress.com/2011/01/19/stop-menjadikan-jalan-raya-
sebagai-penyebab-kematian-massal/, diakses pada Minggu 29 Mei 2011 jam
15.00
Panggabean,Yusri., Niyoko.2008.Kapita Selekta Mata Kuliah Pendidikan
Agama Kristen.Yogyakarta: UNY Press
0 komentar:
Posting Komentar